Rabu, 07 Maret 2012

Seni Tari Labas Samya



Sejarah Tari Labas Samya
http://jawatimuran.wordpress.com/2011/10/28/labas-samya-tari-baru-suroboyoan/

Ketua Yayasan Bina Tari Surabaya, Tri Broto Wibisono, S.Pd. mengatakan, Tari Labas Samya adalah tari rakyat suroboyoan. Namun, tari rakyat yang satu ini, versi Tri Broto! bukan dari jenis tradisional. “Tari Labas Samya ini adalah jenis tari kreatif. Hasil karya seniman-seniman tari Surabaya,” tandasnya.
Laki-laki paruh baya ini mengatakan, Labas Samya diambil dari bahasa Jawa. Labas adalah salah satu istilah di tari Ngremo, yaitu berjalan. Gerakan labas itu sendiri sebenarnya ada di hampir semua jenis tarian Jawa Timur.
           Sedangkan istilah samya (Jawa: samio) berarti bersama-sama atau beramai-ramai.
Alasan Tri Broto mempopulerkan  tari yang awalnya dinamakan Lelabasan ini, karena gerakannya yang sederhana. Selain itu, tari ini tidak perlu kostum yang rumit. “Kalau Ngremo gerak nya sulit. Jadi, sulit juga untuk dipopulerkan ke semua kalangan. Beda dengan Labas Samya, gerakannya mudah dipelajari. Yang jelas, ada bagian tari tradisional khas Surabaya (Ngremo) itu yang diadopsi ke Labas Samya,” paparnya.
Ihwal maksud istilah tarian tersebut, Tri Broto yang juga staf Dinas Pendidikan Surabaya, mengatakan maksud tarian tersebut adalah tari dengan gerakan berjalan yang ditarikan secara beramai-ramai. Dari unsur ramai-ramai itulah dia optimistis Labas Samya baka mudah dipopulerkan. “Kami akan mempopulerkan Labas Samya seperti tarian Sarjojo atau Yosakoi. Artinya, Surabaya juga bisa punya tarian kreasi yang bisa popular seperti itu ,” ujarnya dalam nada bersemangat.

  Tari Labas Samya biasanya menjadi ajang kompetisi di Surabaya, tepatnya di Tugu pahlawan. Peserta berasal dari berbagai sekolah mulai dari kalangan Play groub, TK, SD, SMP, SMA bahkan mahasiswa. Sudah sejak lama pula krasi tari Labas Samya ini di laksanakan. Kegiatan itu pun membuat budaya Arek Suroboyo tetap hidup secara turun temurun. Tari ini adalah tari yang penuh semangat namun ada juga yang menampilkan dengan lemah gemulai. Tariannya menggunakan dua tongkat yang bervariasi pula. Ada yang menggunakan tongkat berbola bunyi seperti punya tukang sate, ada yang menggunakan botol bekas yang di hias. namun variasi itu diambil sesuai dengan kreatifitas masing-masing,




Tidak ada komentar:

Posting Komentar